Sebenarnya istilah sinonim sudah bukan hal yang asing lagi. Pasalnya, kita sudah diajarkan sinonim sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Meski demikian, tak sedikit juga dari masyarakat yang belum paham tentang apa itu sinonim?
Definisi Sinonim
Istilah sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari dua kata berbeda, yakni Syn (dengan) dan Onoma (nama). Jika diartikan secara harfiah, maka istilah sinonim tersebut bermakna “nama lain untuk benda atau hal yang sama“.
Lebih ringkasnya lagi, sinonim merupakan hubungan semantik yang mengungkapkan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan yang lainnya. Jadi, jika A bersinonim dengan B, maka B juga akan bersinonim dengan A. Seperti halnya kata “makan“ yang bersinonim dengan “santap“, maka kata “santap“ harus bersinonim juga dengan “makan“.
Berbagai Faktor yang Dapat Mempengaruhi Sinonim
1. Faktor Waktu
Sebagai contoh kata “hulubalang“ yang memiliki makna sama dengan kata “komandan“. Meski sama, namun kata hulubalang mempunyai pegertikan klasik, sedangkan kata komandan tidak memilikinya. Alhasil, kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan begitu saja.
Itu artinya, kata hulubalang lebih cocok ditujukan pada konteks situasi kuno, sementara kata komandan cocok ditujukan pada konteks situasi modern.
2. Faktor Wilayah Atau Daerah
“Saya“ dan “Beta” merupakan pasangan kata yang berbentuk sinonim. Walaupun mempunyai makna yang sama, namun diantara keduanya memiliki perbedaan yang berdasarkan konteks wilayah atau daerah.
Kata saya bersifat umum sehingga bisa dipergunakan oleh semua masyarakat di seluruh Indonesia. Berbeda dengan kata beta yang hanya berlaku di wilayah Indonesia bagian timur saja, atau bisa jadi dalam konteks pembicaraan yang lawan bicaranya itu adalah orang-orang dari Indonesia Timur.
3. Faktor Keformalan
Kata “Uang“ bisa bersinonim dengan kata “Duit“. Akan tetapi, kata uang hanya cocok ditujukan dalam berbagai percakapan formal (resmi), sedangkan kata duit lebih cocok ditujukan pada percakapan yang bersifat santai atau tidak formal.
4. Faktor Sosial
Kata “Saya“ memiliki padanan makna yang serupa dengan kata “Aku“. Namun, kata saya lebih cocok digunakan pada percakapan umum tanpa mengenal batasan usia. Sedangkan kata aku lebih pas digunakan pada percakapan dengan teman seusia, seseorang yang sangat dekat, atau kepada seorang yang usianya lebih muda.
5. Faktor Bidang Kegiatan
Kata “Matahari“ memiliki persamaan arti dengan kata “Surya“. Akan tetapi, kata matahari cenderung bersifat umum sehingga bisa digunakan untuk kegiatan apa saja. Berbeda dengan kata surya yang lebih cocok digunakan dalam aktivitas khusus, seperti halnya kegiatan bersastra.
6. Faktor Nuansa Makna
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruh sinonim, yakni berupa nuansa makna. Contohnya seperti kata melihat, memantau, menonton, melirik, dan mengintip mempunyai makna yang sama. Ya, semua kata-kata tersebut menegaskan pada sebuah kegiatan yang dilakukan melalui indera penglihatan.
Meski memiliki kesamaan, namun diantara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya tidak dapat ditukarkan begitu saja. Hal itu bukan tanpa alasan, karena pada masing-masing kata tersebut mempunyai nuansa makna yang berbeda.
Seperti halnya makna memantau dan menonton yang berupa kegiatan memperhatikan dari jarak jauh, sedangkan kata melihat bermakna memperhatikan sesuatu dengan kedua bola mata. Begitu pun dengan kata melirik yang mempunyai makna memperhatikan sesuatu dengan sudut mata, sementara kata mengintip bermakna memperhatikan sesuatu dari sebuah lubang secara sembunyi-sembunyi.